Minggu, 16 Mei 2010

Memory In a Story

Pangeran dan Tukang Kayu


Alkisah hiduplah seorang raja yang mempunyai seorang pangeran. Setiap hari Raja tersebut bercerita kepada anaknya tantang kehidupan dan kebaikan, sehingga tumbuhlah sang pangeran menjadi seorang yang baik budi pekertinya. Sang raja sadar bahwa dirinya tak meungkin selalu bersama anaknya itu. ahirnya sang raja menyuruh anaknya mencari seorang teman untuk berbagi. sang raja menyarankan untuk menguji terlebih dahulu orang yang hendak dijadikan teman oleh anaknya.
“Bagaimana cara mengujinya Ayahanda?” tanya pangeran. Sang Raja menjawab, “Undanglah mereka makan, lalu perlambatlah hidangannya, kemudian masakanlah tiga butir telur untuk mereka,dan lihatlah apa tindakkan mereka..” Ahirnya Pangeran mengundang anak-anak pejabat dan para saudagar. Diantara mereka ada yang marah-marah, ada yang pergi tanpa pamit bahkan ada yang menggebrak meja karena tidak sabar menunggu hidangan. Ada yang sabar menunggu tapi begitu dihidangkan 3 butir telur langsung melahapnya tanpa peduli pada pangeran yang juga belum makan, Ahirnya pangeran berpamitan kepada sang Ayah untuk mencari teman di Luar istana. Sampai di pinggir hutan pangeran melihat anak seorang tukang kayu yang pekerja keras dan begitu baik pada orang tuanya. Pangeran mengikutinya sampai dirumah. pangeran ahirnya bertamu kerumah mereka dan berkata kepada anak pencari kayu itu ” Maukah kau menjadi temanku?”
Anak tukang kayu menjawab “saya hanyalah anak seorang tukang kayu,saya tak layak menjadi teman tuan yang gagah dan tampan ini.” Dengan bujukan dari pangeran ahirnya anak tukang kayu itu bersedia menjadi temannya dengan syarat jangan pernah menyebut-nyebut perbedaan. Ahirnya mereka berteman. Sang pangeran diajarinya berenang, memanjat pohon dan berburu.
Pada suatau saat pangeran hendak mengundangnya makan tapi betapa terkejutnya pangeran karena anak tukang kayu itu telah mengundangnya terlebih dahulu. Dalam gubuknya yang sederhana anak tukang kayu itu menghidangkan seluruh makanan yang ada,dan pangeran memakan apa yang dihidangkan anak tersebut. Karena lapar pangeran pun menyantap semua hidangan, dan memang hidangannya tidak banyak sehingga pangeran belum merasa kenyang. Dalam hatinya dia berkata jangan-jangan anak ini sedang mengujinya jadi dia tidak meminta makanan lagi.
Pada hari berikutnya pangeran mengundang anak tukang kayu itu keistana, dia memberi sebuah sapu tangan dan berkata, “Tunjukkan sapu tangan ini pada tentara yang kau temui di kota,dia akan mengantarmu kerumahku.”
Anak tukang kayu kaget bukan kepalang ketika dibawa keistana. Seperti biasa pangeran melambatkan hidangan,namun anak tukang kayu itu tetap sabar menunggu sampa ahirnya pengeran menghidangkan 3 butir telur.
Anak tukang kayu itu mulai mengupas telur itu dengan tangannya sementara pangeran telah melahap 2 telur lainnya dengan cepat. Setalah selasai mengupas telur pertama anak tukang kayu itu membelah telurnya dan memberikan setengahnya kepada pangeran karena pangeran terlihat begitu lapar. Ahirnya sambil menangis pangeran itu memeluk anak tukang kayu itu dan berkata, “Engkaulah sahabat sejatiku. ” Sampai pada saat pangeran menggantikan ayahnya menjadi Raja maka menteri yang diangkat pertama kali adalah anak tukang kayu tersebut, sekaligus menjadi sahabat dan penasehatnya. …

~ end of story ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar