Sabtu, 29 Mei 2010

Variasi Saus Asam-Manis ala Para Perantau

Masih ala perantau. Kalau postingan sebelumnya buat "omelet", kali ini yg saya buat hanya saus asam manisnya. Biasanya sih, saya siramkan atau saya kombinasikan dengan omelet pada postingan sebelumnya. Kalau dilihat sepintas memang kurang sehat, habis benar-benar pakai saus botolan yg sudah jadi...namanya juga nyari praktisnya...
Tapi inget, jangan pakai saus "abal-abal" yah...
Ok, let start...

1. Saus Asam-Manis "Biasa"

Kalau omelet ada versi "biasa"nya, saus asam manis ala saya juga ada versi yg sama.
Bahan:
  • Saus tomat
  • Saus cabai/saus sambal
  • Air matang
  • Gula
  • Garam
Cara Membuat:
  • Masukkan saus tomat + saus cabai ke dalam satu wadah, panaskan dengan api kecil, aduk rata
  • Masukkan air matang secukupnya (cuman biar g terlalu kental koq...bisa lah, kira-kira)
  • Masukkan gula + garam secukupnya, aduk rata
  • Setelah semua tercampur rata dan sudah cukup hangat, angkat dan taruh di wadah

2. Saus Asam-Manis Sayuran

Pastinya masih sama dengan saus asam-manis "versi 1", hanya ada sedikit tambahan.
Bahan:
  • Saus tomat
  • Saus cabai/saus sambal
  • Air matang
  • Gula
  • Garam
  • Wortel
  • Brokoli
  • Kacang polong rebus
Cara Membuat:
  • Bersihkan semua bahan (pastinya lah...)
  • Kupas wortel, potong sesuai selera (bisa potong panjang ala korek api, bisa potong dadu)
  • Potong-potong brokoli
  • Masukkan saus tomat + saus cabai ke dalam satu wadah, panaskan dengan api kecil, aduk rata
  • Masukkan air matang secukupnya
  • Masukkan wortel, tunggu hingga wortel 1/2 matang (tidak sampai lembek, kira-kira 5 menit cukup)
  • Masukkan brokoli + kacang polong
  • Masukkan gula + garam secukupnya, aduk rata
  • Setelah semua tercampur rata, angkat dan taruh di wadah
Catatan:
Wortel + brokoli + kacang polong yg biasa saya gunakan semua sayuran segar. Tapi kalau mau, lagi-lagi bisa disesuaikan selera. Bisa diganti dengan sayuran + kacang polong yg dibekukan.


3. Saus Asam-Manis Kentang
Lagi-lagi, masih sama dengan saus asam-manis "versi 1".
Bahan:
  • Saus tomat
  • Saus cabai/saus sambal
  • Air matang
  • Gula
  • Kentang
Cara Membuat:
  • Rebus kentang hingga matang, kupas, potong dadu (tapi jangan terlalu kecil juga yah, nanti hasilnya kurang bagus)
  • Masukkan saus tomat + saus cabai ke dalam satu wadah, panaskan dengan api kecil, aduk rata
  • Masukkan air matang secukupnya
  • Masukkan kentang yg telah dipotong-potong, aduk rata
  • Masukkan gula + garam secukupnya, aduk rata
  • Setelah semua cukup hangat dan tercampur rata, angkat dan taruh di wadah

Catatan:
Bagi yang suka bawang bombay, bisa ditambahkan bawang bombay yang diiris tipis atau potong dadu. Dan yg suka tomat, saran saya kalau mau menambahkan, pakai tomat cherry saja.
Lagi-lagi...sesuai selera... ^_^
Have a nice try...

Variasi Omelet ala Para Perantau

Ola...
Kali ini ada sedikit perbedaan dari postingan saya. Kali ini mau sedikit berbagi mengenai hal masak-memasak ^_^
Idenya c, dari teman yg di-nun jaoh di sana...yg katanya g bisa masak tapi mau masak (xixixi)
Upz, sorry bro...diralat deh..."belum bisa masak, tapi mau coba masak"
Karena dikasih judul "...ala Perantau", jadi masih sesuai dengan info dr teman saya, yg bahannya pasti soooooooooooo simple. And bagi yg g suka penyedap masakan, bisa diganti dgn bahan2 yg sudah tertulis di bawah.
So, don't worry be happy...
Kalo ada yg mau share resep juga boleh. Sok atuh, mangga...


1. Omelet "Biasa"
Bahan:
  • 1 atau 2 butir telur ayam
  • Lada halus, garam, gula
  • Margarine / minyak goreng
Cara Mengolah:
  • Kocok lepas kedua buah telur ayam
  • Masukkan lada halus + garam + gula secukupnya (rasa tergantung selera, mau pedes, asin, or manis maybe...hehehe) kocok sampai merata
  • Panaskan wajan dengan api kecil, masukkan margarine atau minyak secukupnya
  • Masukkan telur+ bumbu yg sudah dicampur menjadi satu
  • Tunggu hingga matang (bagi yg suka 1/2 matang, g usah dibalik g apa2 koq...)
  • Angkat, siap disajikan

2. Omelet Mie
Masih sama dengan omelet "versi 1" koq dasarnya, cuman kali ini ditambah mie
Bahan:
  • 2 butir telur ayam
  • Satu "bar" mie (rebus atau goreng terserah, yg ada ajah. Yg jelas ini pakai mie ukuran Indonesia lho y...)
  • Lada halus, garam, gula
  • Margarine / minyak goreng
Cara Mengolah:
  • Rebus mie sampai 1/2 matang (saran: jangan sampai lembek), tiriskan
  • Kocok lepas kedua buah telur ayam
  • Masukkan mie yg sudah ditiriskan ke dalam kocokan telur, aduk hingga merata
  • Masukkan lada halus + garam + gula secukupnya, kocok sampai merata
  • Panaskan wajan dengan api kecil, masukkan margarine atau minyak secukupnya
  • Masukkan adonan yg sudah dicampur menjadi satu
  • Tunggu hingga matang
  • Angkat, siap disajikan

3. Omelet Terigu
Masih sama dengan omelet "versi 1", kali ini ditambah terigu
Bahan:
  • 2 butir telur ayam
  • 5 sampai 7 sendok makan tepung terigu
  • Lada halus, garam, gula
  • Margarine / minyak goreng
Cara Mengolah:
  • Kocok lepas kedua buah telur ayam
  • Masukkan terigu ke dalam kocokan telur, aduk hingga merata
  • Masukkan lada halus + garam + gula secukupnya, kocok sampai merata
  • Panaskan wajan dengan api kecil, masukkan margarine atau minyak secukupnya
  • Masukkan adonan yg sudah dicampur menjadi satu
  • Tunggu hingga matang
  • Angkat, siap disajikan


Catatan:
Menu ini bisa disantap tanpa nasi juga. Kan sudah menganding karbohidrat...
So, have a nice cooking... ^_^

Kamis, 20 Mei 2010

Selamat Jalan


Sinar mentari datang silih berganti
Stelah datangnya sang rembulan yang awalnya terselimuti
Terselimuti gelapnya malam
Terselimuti kabut yang kelam
Kawan, datangnya dirimu di sela2 kami sangatlah berarti
Smoga smua terganti dengan munculnya bibit2 baru yang mulai bersemi
Adanya sesuatu yang baru bukan berarti kami hilangkanmu dari fikiran
Adanya sesuatu yang baru bukan berarti kami musnahkanmu dari angan
Jiwamu tetap kekal dampingi kami sepanjang jalan kehidupan
Slamat jalan kawan
Smoga dirimu diberikan tempat tertinggi oleh Sang Penggenggam Kehidupan
Smoga dirimu diletakkan pada kedudukan tertinggi bagi derajat orang yang beriman

~R~

Minggu, 16 Mei 2010

Bionic Arm Moved by Thought

A young woman who lost an arm at the shoulder in a motorcycle accident is using a computer-controlled, electric-powered arm to do almost everything her own arm could do.

It used to be that you could only find the bionic man or woman in science fiction. Biomedical engineers are changing that. Listen to the podcast.

If you wanted to see bionic arms or legs in action, you used to have to look back to 1970s television shows or Star Wars movies. Now, those fantasies are moving off the screen and into real life.

Claudia Mitchel lost her arm at the shoulder in a motorcycle accident, and is now using a computer-controlled, electric-powered arm to do almost everything her biological arm could do. Peel and eat a piece of fruit. Fold clothes. Even wash the dishes. And maybe best of all, all she has to do is think about what she wants to do, and it happens.

It works like this. Doctors moved the ends of the nerves that used to connect to her mangled arm to her chest. Electrodes on a harness detect tiny electric signals from those nerves and transmit them to a miniature computer. The computer translates them into signals that control small electric motors in her new arm and hand. When she wants to pick up an apple from the kitchen table, she thinks it and her arm, hand and fingers do it.

One problem: the arm and hand have no sense of touch. But everything else seems to be working fine.

Our arm isn’t computer controlled, but it’s still time to close the mike and leave.



Recomend link:
http://news.discovery.com/videos/tech-man-controls-robotic-hand-with-mind.html

Memory In a Story

Pangeran dan Tukang Kayu


Alkisah hiduplah seorang raja yang mempunyai seorang pangeran. Setiap hari Raja tersebut bercerita kepada anaknya tantang kehidupan dan kebaikan, sehingga tumbuhlah sang pangeran menjadi seorang yang baik budi pekertinya. Sang raja sadar bahwa dirinya tak meungkin selalu bersama anaknya itu. ahirnya sang raja menyuruh anaknya mencari seorang teman untuk berbagi. sang raja menyarankan untuk menguji terlebih dahulu orang yang hendak dijadikan teman oleh anaknya.
“Bagaimana cara mengujinya Ayahanda?” tanya pangeran. Sang Raja menjawab, “Undanglah mereka makan, lalu perlambatlah hidangannya, kemudian masakanlah tiga butir telur untuk mereka,dan lihatlah apa tindakkan mereka..” Ahirnya Pangeran mengundang anak-anak pejabat dan para saudagar. Diantara mereka ada yang marah-marah, ada yang pergi tanpa pamit bahkan ada yang menggebrak meja karena tidak sabar menunggu hidangan. Ada yang sabar menunggu tapi begitu dihidangkan 3 butir telur langsung melahapnya tanpa peduli pada pangeran yang juga belum makan, Ahirnya pangeran berpamitan kepada sang Ayah untuk mencari teman di Luar istana. Sampai di pinggir hutan pangeran melihat anak seorang tukang kayu yang pekerja keras dan begitu baik pada orang tuanya. Pangeran mengikutinya sampai dirumah. pangeran ahirnya bertamu kerumah mereka dan berkata kepada anak pencari kayu itu ” Maukah kau menjadi temanku?”
Anak tukang kayu menjawab “saya hanyalah anak seorang tukang kayu,saya tak layak menjadi teman tuan yang gagah dan tampan ini.” Dengan bujukan dari pangeran ahirnya anak tukang kayu itu bersedia menjadi temannya dengan syarat jangan pernah menyebut-nyebut perbedaan. Ahirnya mereka berteman. Sang pangeran diajarinya berenang, memanjat pohon dan berburu.
Pada suatau saat pangeran hendak mengundangnya makan tapi betapa terkejutnya pangeran karena anak tukang kayu itu telah mengundangnya terlebih dahulu. Dalam gubuknya yang sederhana anak tukang kayu itu menghidangkan seluruh makanan yang ada,dan pangeran memakan apa yang dihidangkan anak tersebut. Karena lapar pangeran pun menyantap semua hidangan, dan memang hidangannya tidak banyak sehingga pangeran belum merasa kenyang. Dalam hatinya dia berkata jangan-jangan anak ini sedang mengujinya jadi dia tidak meminta makanan lagi.
Pada hari berikutnya pangeran mengundang anak tukang kayu itu keistana, dia memberi sebuah sapu tangan dan berkata, “Tunjukkan sapu tangan ini pada tentara yang kau temui di kota,dia akan mengantarmu kerumahku.”
Anak tukang kayu kaget bukan kepalang ketika dibawa keistana. Seperti biasa pangeran melambatkan hidangan,namun anak tukang kayu itu tetap sabar menunggu sampa ahirnya pengeran menghidangkan 3 butir telur.
Anak tukang kayu itu mulai mengupas telur itu dengan tangannya sementara pangeran telah melahap 2 telur lainnya dengan cepat. Setalah selasai mengupas telur pertama anak tukang kayu itu membelah telurnya dan memberikan setengahnya kepada pangeran karena pangeran terlihat begitu lapar. Ahirnya sambil menangis pangeran itu memeluk anak tukang kayu itu dan berkata, “Engkaulah sahabat sejatiku. ” Sampai pada saat pangeran menggantikan ayahnya menjadi Raja maka menteri yang diangkat pertama kali adalah anak tukang kayu tersebut, sekaligus menjadi sahabat dan penasehatnya. …

~ end of story ~

Rabu, 12 Mei 2010

Electronic Waste Produces Algae for Biofuel (A different way to recycle old computers)





THE GIST

* Old computer parts serve as a reservoir to cultivate algae.
* The algae can be used to make biodiesel.
* If just 6.5 percent of Americans had one, we could replace petroleum with biodiesel.

When you think of recycling electronics, no doubt you imagine the old PC or mobile phone being disassembled, and it’s metal and plastic parts melted down to be repurposed. But for some people, it means reusing the parts to grow algae.

Students at the University of Illinois at Urbana-Champaign created Bio-Grow, a device made from various computer parts that serves as a reservoir to cultivate algae.

The algae can then be used in biodiesel production, which could potentially replace petroleum in the futures.

“If someone had one of these in their homes, they would cultivate algae and extract it,” said team member and undergraduate student Megan Kenney. “Then they could take it into a gas company that was set up with an oil filtration facility and get credit off their gas.”

Kenney, along with undergraduate students Timothy Harvey, Elliot Reese and Mark Schnitzer, and graduate student Saeidreza Shiftehfar was focused on finding a way to be green, and ended up winning second place in the International Electronic Waste Competition at the University of Illinois at Urbana-Champaign with their design.

“The whole point of our project was two different concepts,” Schnitzer said. “To use electronic waste and to solve a green issue in the world.”

Which is why the team chose to use old electronics to build the device called an algae bioreactor. It encourages photosynthesis, the chemical reaction that happens in plants, which uses sunlight to convert carbon dioxide into sugar.

“By using e-waste, you are giving a second life to all these electronics,” Kenney said.

The algae-growing tank was made from the side panels of an Apple G4 CPU tower, with PVC pipes and acrylic panels for structural support. The team used an Apple iMac CRT to emit the light and heat the algae needs to grow. The entire structure had to be sealed and housed within an outer cowell made of high-density foam, which provides stability as well as insulation.

A modified Dell Latitude CPX laptop was programmed to monitor and control the iMac CRT so that it would turn on a specific light spectrum at different intervals of time and adjust the temperature within the tank.

“Algae’s best growth factors are within the red and blue spectrums of light at a ratio of four to one,” Kenney said. “We also knew that it needed to be 62 to 82 degrees.”

The tank also has a water pump, which aerates the algae and provides it with the maximum exposure to sunlight. A faucet allows the user to extract the algae.

The process of creating biofuel from algae is complex and expensive and to date remains in research labs. But the team hopes this project will bring biofuel down to the household level, which would drive up production and lower costs.

“We are imagining this product will eventually become part of a larger system,” Harvey said. “You won’t just have it in your house, you would take the algae to a biomass collection point, at which point it would be transported to a refinery.”

The refinery would then extract the lipids from the algae, which is up to 50 percent of the algae’s components to create biodiesel. The byproducts can be used for feedstock, fertilizer and high-end pharmaceuticals because algae is so rich in protein and nutrients.

The teams’ calculations showed that if just 6.5 percent of Americans had one of these in their homes, it could generate the amount of algae needed to replace petroleum with biodiesel.

And algae growers would make money, too. Kenney said the algae could be sold for a dollar a gallon, and because algae grows so fast, it could be harvested every three days.

If this device becomes commonplace like the team is hoping, perhaps the vases that adorn end tables in homes across the nation will be replaced by an algae-growing tank which could produce gas for the cars of the future.



Specific link: http://news.discovery.com/tech/electronic-waste-grows-algae.html

Sabtu, 24 April 2010

Mars Pathfinder Fact Sheet




Entry Descent Landing (EDL)

Interplanetary Trajectory

Mission Summary

Artist's Concept Of Lander And Microrover On Mars

The Mars Pathfinder Mission is the second launch in the Discovery Program, a NASA initiative for planetary missions with a maximum three year development cycle and a cost cap of $150M (FY92) for development. The Mars Pathfinder is managed for NASA by the Jet Propulsion Laboratory, California Institute of Technology, Pasadena, California.

The mission is primarily an engineering demonstration of key technologies and concepts for eventual use in future missions to Mars employing scientific landers. Pathfinder also delivers science instruments to the surface of Mars to investigate the structure of the martian atmosphere, surface meteorology, surface geology, form, and structure, and the elemental composition of martian rocks and soil. In addition a free-ranging surface rover is deployed to conduct technology experiments and to serve as an instrument deployment mechanism.

Mission Description

The flight system is launched on a Delta II-7925 launch vehicle which includes a payload assist module (PAM)-D upper stage, from the Cape Canaveral Air Station. The mission launch window is a 29-day period beginning on December 2, 1996.

After launch, the spacecraft requires 6 to 7 months to reach Mars, depending upon the exact launch date. During this phase, a series of four trajectory correction maneuvers (TCMs) are performed, in order to fine tune the flight path. Tracking, telemetry, and command operations with the spacecraft are conducted using the giant dish antennas of the NASA/JPL Deep Space Network (DSN). Upon arrival at Mars on July 4, 1997, the spacecraft will enter the martian atmosphere, and then deploy the parachute, rocket braking system, and air bag system for a soft, upright landing. At this point the primary data-taking phase begins, and continues for 30 martian days or sols (24.6 hours).

During this time, the microrover is deployed and operated for at least 7 sols. If the lander and rover continue to perform well at the end of this period, an extended mission may continue for up to one martian year for the lander, and the microrover for up to 30 sols.

Major Mission Characteristics

Launch Period
December 2 - 31, 1996
Launch Vehicle
Delta II - 7925
Trajectory
6-7 Months
Primary Mission
Land On Mars - July 4, 1997
Complete Surface Mission
August 1997
End Of Project
September 1998



For more information: http://marsprogram.jpl.nasa.gov